Perang cyber telah melangkah lebih jauh. Peralatan "perang" ini pun semakin beragam dan canggih. Salah satunya adalah virus atau malware. Bahkan, kini muncul virus/malware yang sangat canggih dan kompleks dalam bentuk attack toolkit.
Beberapa waktu lalu topik ini hangat dikalangan masyarakat internet, terutama negara yang menjadi target sasaran malware ini. Besarnya bahaya yang ditimbulkan menjadi kekhawatiran bagi negara-negara yang menggunakan teknologi nuklir. Karena sasarannya fasilitas nuklir.
Iran, salah satu negara yang saat ini tengah mengembangkan teknologi nuklir menjadi target malware ini. Walau belum ada pengakuan pasti, virus tersebut kabarnya sengaja dibuat untuk menyerang pusat pembangkit tenaga nuklir di Iran. Ada dugaan malware itu dilepaskan oleh negara barat untuk mencuri data penting dari kedua negara tersebut.
Virus komputer apa saja yang menyerang fasilitas nuklir tersebut?
1.Duqu merupakan trojan canggih yang diciptakan oleh orang yang sama yang membuat Stuxnet. Malware ini memiliki tujuan sebagai backdoor sebuah sistem dan memfasilitasi pencurian data rahasia.
Melihat tingginya tingkat kustomisasi dan eksklusivitas pada bahasa pemrograman yang diciptakan, sangat mungkin program ini diciptakan tidak hanya untuk mencegah pihak luar mengetahui operasi mata-mata cyber ini dan interaksinya dengan C&C, tetapi juga untuk membedakannya dari kelompok internal Duqu lainnya yang bertanggung jawab menulis bagian lain dari program ini.”
Menurut Alexander Gostev, pembuatan bahasa pemrograman tersendiri menunjukkan betapa tingginya kemampuan para pengembang program dalam mengerjakan proyek ini, dan menunjukkan kemampuan sumber daya keuangan dan SDM yang dimobilisasi untuk memastikan proyek ini berjalan.
2.Flame Seperti malware Stuxnet dan Duqu yang sempat membuat kacau proyek reaktor nuklir milik Iran, Flame disinyalir merupakan "senjata cyber" yang sengaja diluncurkan oleh sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu.
Jika Stuxnet memiliki target spesifik berupa perangkat industri, Flame secara khusus mengincar kalangan bisnis dan universitas, serta hanya menginfeksi tak lebih dari 5.000 komputer pribadi di seluruh dunia, diduga melalui jaringan atau USB Flashdisk. Berbeda dengan Stuxnet yang juga dikategorikan sebagai "senjata cyber", Flame sepertinya didesain bukan untuk merusak sistem, melainkan untuk mengumpulkan data dengan cara memata-matai pengguna komputer yang terinfeksi.
Saat aktif di komputer, Flame mendeteksi lalu lintas jaringan dan menyadap percakapan audio, baik yang dilakukan melalui software, seperti Skype, maupun dengan cara mengaktifkan mikrofon komputer. Malware ini juga sanggup merekam ketikan keyboard, mengambil screenshot, mencegat e-mail, bahkan mendeteksi dan mencuri data dari perangkat bluetooth.
3.Stuxnet adalah upaya serangan cyber yang dikenal dengan kode "Olympic Games" di kalangan pejabat intelijen AS, dimulai sejak pemerintahan George W Bush dan diteruskan setelah Barack Obama.
Sebenarnya malware ditujukan hanya untuk menyerang fasilitas nuklir Natanz di Iran. Namun karena kecerobohan, virus komputer tersebut menyebar di web secara global.
Beberapa waktu lalu topik ini hangat dikalangan masyarakat internet, terutama negara yang menjadi target sasaran malware ini. Besarnya bahaya yang ditimbulkan menjadi kekhawatiran bagi negara-negara yang menggunakan teknologi nuklir. Karena sasarannya fasilitas nuklir.
Iran, salah satu negara yang saat ini tengah mengembangkan teknologi nuklir menjadi target malware ini. Walau belum ada pengakuan pasti, virus tersebut kabarnya sengaja dibuat untuk menyerang pusat pembangkit tenaga nuklir di Iran. Ada dugaan malware itu dilepaskan oleh negara barat untuk mencuri data penting dari kedua negara tersebut.
Virus komputer apa saja yang menyerang fasilitas nuklir tersebut?
1.Duqu merupakan trojan canggih yang diciptakan oleh orang yang sama yang membuat Stuxnet. Malware ini memiliki tujuan sebagai backdoor sebuah sistem dan memfasilitasi pencurian data rahasia.
Melihat tingginya tingkat kustomisasi dan eksklusivitas pada bahasa pemrograman yang diciptakan, sangat mungkin program ini diciptakan tidak hanya untuk mencegah pihak luar mengetahui operasi mata-mata cyber ini dan interaksinya dengan C&C, tetapi juga untuk membedakannya dari kelompok internal Duqu lainnya yang bertanggung jawab menulis bagian lain dari program ini.”
Menurut Alexander Gostev, pembuatan bahasa pemrograman tersendiri menunjukkan betapa tingginya kemampuan para pengembang program dalam mengerjakan proyek ini, dan menunjukkan kemampuan sumber daya keuangan dan SDM yang dimobilisasi untuk memastikan proyek ini berjalan.
2.Flame Seperti malware Stuxnet dan Duqu yang sempat membuat kacau proyek reaktor nuklir milik Iran, Flame disinyalir merupakan "senjata cyber" yang sengaja diluncurkan oleh sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu.
Jika Stuxnet memiliki target spesifik berupa perangkat industri, Flame secara khusus mengincar kalangan bisnis dan universitas, serta hanya menginfeksi tak lebih dari 5.000 komputer pribadi di seluruh dunia, diduga melalui jaringan atau USB Flashdisk. Berbeda dengan Stuxnet yang juga dikategorikan sebagai "senjata cyber", Flame sepertinya didesain bukan untuk merusak sistem, melainkan untuk mengumpulkan data dengan cara memata-matai pengguna komputer yang terinfeksi.
Saat aktif di komputer, Flame mendeteksi lalu lintas jaringan dan menyadap percakapan audio, baik yang dilakukan melalui software, seperti Skype, maupun dengan cara mengaktifkan mikrofon komputer. Malware ini juga sanggup merekam ketikan keyboard, mengambil screenshot, mencegat e-mail, bahkan mendeteksi dan mencuri data dari perangkat bluetooth.
3.Stuxnet adalah upaya serangan cyber yang dikenal dengan kode "Olympic Games" di kalangan pejabat intelijen AS, dimulai sejak pemerintahan George W Bush dan diteruskan setelah Barack Obama.
Sebenarnya malware ditujukan hanya untuk menyerang fasilitas nuklir Natanz di Iran. Namun karena kecerobohan, virus komputer tersebut menyebar di web secara global.
0 komentar:
Posting Komentar